3 Fase Demam Berdarah, No 2 Menyerupai Sembuh Ternyata Berbahaya

 Tentu sebagian besar dari kita sudah tahu dengan ciri 3 Fase Demam Berdarah, No 2 Seperti Sembuh Ternyata Berbahaya
Image Source: smily.id

Apa itu fase demam berdarah? Berapa hari fase demam berdarah? Tentu sebagian besar dari kita sudah tahu dengan ciri-ciri dan tanda-tanda demam berdarah (DBD), entah tanda-tanda secara umum atau lainnya. Demam berdarah dengue (DBD) yaitu penyakit terkenal ketika terjadi perubahan demam isu yang tak menentu. Meski bukan penyakit langka, DBD jikalau dibiarkan akan mebahayakan bahkan mengakibatkan kematian.

Selama beberapa bulan ke depan, demam berdarah akan terus mengintai. Waspadai fase demam berdarah dengue yang akan terjadi bila Anda tidak berhati-hati dalam contoh hidup Anda, terutama menjaga kebersihan lingkungan. Indonesia termasuk negara dengan angka selesai hidup cukup tinggi akhir demam berdarah. Yuk, kenali fase perkembangannya semoga sanggup menghindari demam berdarah ini.

Berapa usang fase demam berdarah? Fase demam berdarah dengue (DBD) ada tiga, yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Penting untuk memahami perkembangan fase demam tersebut. Agar lebih paham lagi, yuk simak artikel dibawah ini.

Baca Juga:

Berikut fase-fase demam berdarah

1. Fase demam

Gejala yang paling khas ketika terkena demam berdarah yaitu demam tinggi. Karena itulah fase awal demam berdarah disebut dengan fase demam. Pada fase ini, penderita akan mengalami demam secara tiba-tiba hingga mencapai 40 derajat celcius selama 2 hingga 7 hari.

Munculnya demam tinggi pada kasus demam berdarah sering kali disertai dengan muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Namun, bila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, maka kemungkinan demam tersebut bukanlah tanda-tanda demam berdarah.

Pada beberapa kasus lainnya ditemukan tanda-tanda berupa nyeri dan nanah tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, anoreksia, mual dan muntah. Gejala-gejala inilah yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit yang mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.

Gejala-gejala demam berdarah yang dirasakan menciptakan penderita menjadi sulit untuk menjalani kegiatan sehari-hari, contohnya menjadi tidak bisa untuk pergi ke sekolah, melaksanakan pekerjaan kantor, dan kegiatan rutin lainnya.

Untuk mencegah hal negatif lainnya, penderita demam berdarah dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih untuk membantu menurunkan suhu badan dan mencegah terjadinya dehidrasi. Pasien juga harus terus dipantau lantaran hal ini rentan untuk memasuki fase kritis.

2. Fase kritis

Setelah melewati fase demam, pasien demam berdarah akan mengalami fase kritis. Nah, fase ini biasanya menjadi ‘pengecoh’ lantaran penderita merasa sembuh dan sanggup melaksanakan kegiatan kembali. Pasalnya, fase kritis ini ditandai dengan penurunan suhu badan hingga 37 derajat celcius ke suhu normal.

Padahal, bila fase ini terabaikan dan tidak segera mendapat pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun secara drastis dan sanggup mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari. Oleh alasannya yaitu itu, pasien harus cepat ditangani oleh tim medis lantaran fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.

Selama masa transisi dari fase demam ke fase kritis, pasien memasuki risiko tertinggi untuk mengalami kebocoran pembuluh darah. Ciri fase kritis demam berdarah pada indikasi dini kebocoran pembuluh darah sanggup dilihat ketika penderita demam berdarah mengalami muntah secara terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.

3. Fase penyembuhan

Bila pasien demam berdarah berhasil melewati fase kritisnya, penderita demam berdarah akan kembali mencicipi demam. Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Pasalnya, kondisi ini merupakan fase penyembuhan dimana trombosit akan perlahan naik dan normal kembali.

Penderita akan mengalami pengembalian cairan badan secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.
Mulai memasuki fase penyembuhan, ciri fase penyembuhan demam berdarah mencakup kesehatan pasien demam berdarah akan berangsur-angsur membaik yang ditandai dengan peningkatan nafsu makan, penurunan tanda-tanda nyeri perut, dan fungsi diuretik yang membaik. Jumlah sel darah putih pasien akan kembali normal yang kemudian diikuti dengan pemulihan jumlah trombosit.

Kunci utama untuk menurunkan kemungkinan komplikasi atau selesai hidup pada penderita demam berdarah yaitu dengan menawarkan asupan yang sanggup menaikkan jumlah trombosit pada ketika memasuki fase kritis. Bagaimana caranya? Salah satunya yaitu dengan mengonsumsi jambu biji.

Jambu biji mengandung trombinol yang bisa merangsang trombopoietin lebih aktif, sehingga sanggup menghasilkan keping darah yang lebih banyak memicu pembentukan platelet atau trombosit darah baru. Karena pasien demam berdarah memerlukan asupan yang gampang dicerna, maka sebaiknya jambu biji diolah dulu menjadi jus. Kandungan air pada jus juga baik untuk mencegah kehilangan cairan tubuh sehingga sanggup mempercepat penyembuhan demam berdarah.

Nah itulah 3 fase demam berdarah yang perlu Anda ketahui semoga pengetahuan wacana demam berdarah lebih matang lagi. Karena penyakit demam berdarah ini sangatlah berbahaya jikalau dibiarkan.

Demikian fase demam berdarah dengue yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

0 Response to "3 Fase Demam Berdarah, No 2 Menyerupai Sembuh Ternyata Berbahaya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel