Kisah Penyesalan Seorang Suami

Aku dan istriku sudah menikah bertahun-tahun dan mempunyai 3 orang anak.. Tapi, saya udah gak tahan sama dia! Dia gendut, jelek, gak suka dandan, udah kayak orang yang berbeda sama dulu waktu masih pacaran. Aku menyesal, kenapa bisa menikahi istri yang buruk kayak gini. Melihat wajahnya yang berminyak dan rambut lepek, saya udah tahan satu tahun, saya hasilnya memberanikan diri menceraikannya.

Setiap hari, sepulang kerja, saya eksklusif melihat seluruh rambutnya lepek berantakan, setiap hari selalu pakai daster yang sama, ia bilang dengan begitu lebih nyaman dan lebih gampang membersihkan rumah dan menjaga anak. Sejak melahirkan, ia terus bertambah gendut dan tubuhnya kini sama sekali tidak menarik. Setiap kali melihat perutnya yang gendut, kadang jikalau pergi bertemu teman-temanku, mereka kadang hingga bilang, "Istri kau hamil lagi ya?" Aku aib bukan main.

Baca: 13 Adab Istri Terhadap Suami yang Harus Diketahui

Coba saya bilang seberapa parahnya dia, ia gak pernah bersihin bulu kaki atau bulu ketiaknya, bahkan kada di rumah ia juga tidak mengenakan pakaian dalam, setiap malam saya tidur sama dia, saya merasa sangat tidak nyaman. Setiap melihat wajah dan tubuhnya, serta kerutan di wajahnya, saya sama sekali tidak tertarik padanya, saya cuman pengen eksklusif tidur pulas.

"Kita cerai aja. Kayaknya pedoman dan sifat kita memang gak cocok." Sebenarnya saya cuman gak bisa liat ia gendut dan jelek, sama sekali gak ada hubungannya sama sifat, itu cuman alasan saya aja. Istriku menitikkan air mata, namun ia sama sekali tidak membalas perkataanku, ia bilang ia menghormati semua keputusanku. Sebelum ia pergi, ia masih memasak makanan untukku dan anak-anak, ia juga masih mempersiapkan semua kebutuhan sekolah anak-anak, kemudian ia mengambil koper dan pergi dari rumah.

Setelah bencana itu, saya tidak lagi bertemu dengannya hampir 1 tahun. Sebenarnya saya juga merasa aneh, saya sering teringat dia, saya sering mengingat bayangan ia memasak untukku, ia selalu tertawa ketika bermain bersama anak-anak, ia sering bertanya bagaimana keadaan kantorku, semakin lama, saya semakin menyesal bercerai darinya.

Baca: Suami Tidak Boleh Kasar Kepada Istri Walaupun Istri Salah

Sewaktu ia hamil, kami sangat menantikan kehadiran sang bayi, waktu saya melihat ia menyusui, saya benar-benar merasa saya menikahi istri yang paling penuh cinta! Sebenarnya, ia bukannya gak cantik, tapi demi aku, demi anak, demi keluarga ini, ia merelakan dirinya sendiri, ia sama sekali tidak punya waktu untuk merawat diri. Aku? Apa yang pernah saya lakukan untuknya?

Di dalam hatinya, bawah umur selalu yang terutama, saya selalu yang kedua, dirinya selalu ada di baris paling akhir. Aku menyesal, saya punya perempuan yang demi saya rela mengorbankan segalanya, tapi saya sangat bodoh! Aku sendiri yang membuang kebahagiaan ini. Tapi kini menyesal juga tidak bisa mengembalikan lagi semuanya. Sampai suatu hari saya berpapasan dengannya..

Dia sudah berubah sangat drastis! Di hadapanku, saya melihat seorang perempuan dengan badan yang sangat seksi, ia berdandan sangat anggun, rambutnya terurai rapi dan itulah mantan istriku! Di wajahnya, ia mengenakan make up tipis, kemudian ia tersenyum padaku, ia sangat amat anggun! Ternyata seletah meninggalkan aku, ia hidup dengan sangat baik, di sampingnya ada seorang lelaki. Aku tidak bisa berkata apa-apa, saya cuman bisa mengangguk dan mendoakan yang terbaik untuknya.

Sobat, menjadi seorang istri itu tidaklah mudah! Kita harus menghargai pasangan kita, apalagi mereka sudah banyak berkorban buat kita dan buat bawah umur kita. Coba, kapan terakhir kau mencium dan mengucapkan [aku cinta kamu] sama istrimu? Pria yang mencintai istrinya, niscaya tidak akan menciptakan istrinya kehabisan waktu untuk merawat diri!

0 Response to "Kisah Penyesalan Seorang Suami"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel